BATUK dikelompokkan menjadi batuk akut dan batuk kronis. Batuk akut dapat terjadi kurang dari 14 hari atau dalam satu episode. Sedangkan batuk kronis terjadi jika batuk lebih dari 14 hari atau selama tiga bulan berturut-turut. “Kita harus berhati-hati apabila mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Segeralah periksakan ke dokter untuk dilakukan penanganan yang terbaik dalam mengatasinya,” ujar dr Djunaidi SpPD dari RSMH Palembang kepada koran ini.
Penyebab terjadinya batuk, yakni karena benda asing yang masuk ke dalam saluran napas, adanya alergi, pengaruh asap rokok, riwayat asma, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Udara yang keluar dari paru-paru akibat batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat di saluran napas terbuang keluar. Terutama benda asing, cairan, atau lendir sehingga saluran napas menjadi bersih. Terkadang batuk justru diperlukan untuk membuang semua yang menghambat di saluran napas.
“Batuk merupakan refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Harus berhati-hati apabila mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Segera periksakan ke dokter,” katanya.
Pengobatan batuk sebaiknya diberikan berdasarkan penyebabnya. “Misalnya orang yang batuk karena terangsang saluran napasnya terhadap alergi sehingga asmanya kambuh dengan gejala batuk, maka pengobatan pertamanya adalah dengan menghindari alergi tersebut. Jika kondisinya batuk pilek, maka dapat diberikan obat batuk agar dapat membuat batuk cepat reda. Namun, jika batuk berkelanjutan (lebih dari satu minggu), apalagi sampai memberat, dikhawatirkan terjadi komplikasi sehingga perlu segera ke dokter,” beber Djunaidi.
Selain memberikan obat, penderita batuk sebaiknya banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh yang sedang lemah. Perbanyak minum air putih agar tenggorokan tidak mudah kering dan membuat dahak menjadi encer sehingga mudah dikeluarkan.
Penyebab terjadinya batuk, yakni karena benda asing yang masuk ke dalam saluran napas, adanya alergi, pengaruh asap rokok, riwayat asma, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Udara yang keluar dari paru-paru akibat batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat di saluran napas terbuang keluar. Terutama benda asing, cairan, atau lendir sehingga saluran napas menjadi bersih. Terkadang batuk justru diperlukan untuk membuang semua yang menghambat di saluran napas.
“Batuk merupakan refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Harus berhati-hati apabila mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Segera periksakan ke dokter,” katanya.
Pengobatan batuk sebaiknya diberikan berdasarkan penyebabnya. “Misalnya orang yang batuk karena terangsang saluran napasnya terhadap alergi sehingga asmanya kambuh dengan gejala batuk, maka pengobatan pertamanya adalah dengan menghindari alergi tersebut. Jika kondisinya batuk pilek, maka dapat diberikan obat batuk agar dapat membuat batuk cepat reda. Namun, jika batuk berkelanjutan (lebih dari satu minggu), apalagi sampai memberat, dikhawatirkan terjadi komplikasi sehingga perlu segera ke dokter,” beber Djunaidi.
Selain memberikan obat, penderita batuk sebaiknya banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh yang sedang lemah. Perbanyak minum air putih agar tenggorokan tidak mudah kering dan membuat dahak menjadi encer sehingga mudah dikeluarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar