KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
1.
Pengertian
Kependudukan
Kependudukan atau
demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau
kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan,
agama, atau etnisitas tertentu.
2.
Kependudukan
di Indonesia
Kependudukan atau
demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau
kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan,
agama, atau etnisitas tertentu.
Migrasi penduduk
besar-besaran ke wilayah milik iczl dari Hindia Belakang diyakini setidak-tidaknya
terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran pertama, beberapa abad
sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang hidup di
daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi besar-besaran
kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan dataran rendah
dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu. Kebanyakan penduduk Indonesia adalah
penutur bahasa Austronesia yang mendiami Daratan Indonesia bagian Barat dan
Daratan Indonesia Bagian Tengah; sebagian kecil, terutama di Daratan Indonesia
Bagian Timur didiami oleh penutur bahasa Papua.
Imigran ke Indonesia
terutama dari China tenggara, merupakan penduduk keturunan asing yang
terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula pendatang
dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua terbanyak dan
disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari Eropa. Suku bangsa
pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia adalah suku Jawa dan disusul
oleh suku Sunda.
Keadaan kependudukan di Indonesia:
·
Agama
Pemerintah
Indonesia hanya mengakui enam agama resmi: Islam, Kristen Katolik, Kristen
Protestan, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. 85,1% dari 240.271.522 penduduk
Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan
0,4% Buddha dan Khonghucu.
·
Bahasa
Bahasa
Indonesia adalah bahasa nasional di Indonesia. Selain bahasa
nasional, masyarakat Indonesia setidaknya juga menguasai satu bahasa daerah,
dan seringkali bahasa ibu mereka adalah bahasa daerah
tersebut, sedangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua mereka. Menurut Ethnologue,
ada 737 bahasa yang masih hidup di Indonesia dan bahasa daerah yang paling
banyak dipakai di Indonesia adalah bahasa Jawa
·
Pendidikan
Pendidikan di
Indonesia bersifat wajib hingga kelas 9 (SMP kelas 3) dan tidak digratiskan.
Sekitar 92% anak usia sekolah dasar di Indonesia bersekolah di sekolah dasar.
Sekitar 44% anak berusia sekolah menengah bersekolah di sekolah menengah
pertama. Dari perkiraan tahun 2005, total populasi Indonesia yang dapat membaca
dan menulis yang berusia lebih dari 15 tahun ke atas adalah 87.9%, yang terbagi
menjadi 92.5% populasi pria dan 83.4% populasi wanita.
3.
Masalah
Kependudukan di Indonesia
·
Besarnya Jumlah Penduduk
Seperti
yang telah disebutkan tadi, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk
terbesar ke-4 setelah Amerika Serikat. Jumlah penduduk di Indonesia selalu
bertambah dari tahun ke tahun dalam jumlah yang lumayan tinggi.Besarnya jumlah
penduduk yang tumbuh
menjadi sebuah masalah yang tidak
dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konflik.
Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting
terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan
penting lainnya.
·
Pertumbuhan
Penduduk Yang Meningkat Tinggi
Besarnya laju pertumbuhan penduduk
membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat. Proses tersebut tidak
terjadi jika tidak ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya. Apabila
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya
manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak
negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu,
usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang
ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB,
penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan
laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
·
Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan
juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta
rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal negara Indonesia Kaya
akan Sumber Daya Alam yang melimpah dan beranekaragam tapi pada kenyataannya
penduduknya masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan.
·
Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran
masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang
dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas
9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam
pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya
terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum
terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Juga banyaknya masyarakat yang
berpendapat bahwa pendidikan bukanlah sesuatu
yang penting meraka menganggap bahwa sekolah cuma akan menghabiskan biaya yang
pada akhirnya tidak menghasilkan suatu apapun.
4.
Teori
– Teori Kependudukan
a.
Teori Malthus (Thomas Robert Malthus) :
Orang
yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert
Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam
pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on
Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
·
Bahan makanan adalah penting untuk
kehidupan manusia
·
Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk
jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi
perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang
dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat
secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat
secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor
pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap
perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
Preventive
checks yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya
dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
·
Penundaan masa perkawinan
·
Mengendalikan hawa nafsu
·
Pantangan kawin
Positive checks yaitu faktor-faktor yang menyebabkan
bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
·
Bencana Alam
·
Wabah penyakit
·
Kejahatan
·
Peperangan
Positive
checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Teori yang dikemukakan
Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
·
Malthus tidak yakin akan hasil
preventive cheks.
·
Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat
mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
·
Ia tak menyukai adanya orang-orang
miskin menjadi beban orang-orang kaya
·
Ia tak membenarkan bahwa perkembangan
kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi
kekuatan dari negara
Akan
tetapi bagaimanapun juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang
mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya
merupakan methode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan
merupakan dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini.
b.
Teori Teknologi
Kelompok ini
muncul untuk menolak pandangan Malthus yang pesimis dalam melihat perkembangan
dunia.Teori ini dimotori oleh Herman Khan, ia berpendapat bahwa kemiskinan yang
terjadi di negara berkembang akan dapat diatasi jika negara maju dapat membantu
daerah miskin, sehingga kekayaan dan kemampuan daerah hidup itu akan didapatkan
oleh orang-orang miskin.Ia beranggapan bahwa teknologi maju akan mampu
melakukan pemutaran ulang terhadap nasib manusia pada suatu masa yang disebut
‘Era Substitusi’.
c.
Teori Transisi Kependudukan
Tahap Peralihan keadaan demografis:
1.
Tingkat
kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan
meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
2.
Angka
kematian menurun, tingkat kelahiran masih tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk
meningkat. Adanya Urbanisasi., usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas.,
pendidikan meningkat.
3.
Angka
kematian terus menurun, angka kelahiran menurun – laju pertumbuhan penduduk
menurun.
4.
Kelahiran
dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti kategori
I – mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang
melaksanakan pembangunan ekonomi.
Struktur & persebaran penduduk Membahas :
·
Komposisi
penduduk
·
Persebaran
penduduk.
Kegunaan pengelompokan penduduk:
·
Mengetahui
human resources yg ada menurut umur & jenis.
·
Mengambil
suatu kebijakan yg berhub dengan penduduk.
·
Membandingkan
kead satu penduduk dengan penduduk lain
·
Melalui
gambaran piramid pddk dapat diket proses demografi yg telah terjadi pada
penduduk
Penerapan Transisi kependudukan Yang
mencerminkan kenaikan taraf hidup rakyat di suatu negara adalah besarnya
tabungan dan akumulasi kapital dan laju pertumbuhan penduduknya. Laju
pertumbuhan yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang nampaknya disebabkan
oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-negara sedang
berkembang mengalami fase transisi demografi di mana angka kelahiran masih
tinggi sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena
kemajuan pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan angka tahun
harapan hidup. Ini terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses
kependudukan. Umumnya ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:
·
Tahap
1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian
tinggi menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;
·
Tahap
2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang lebih
baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah
penduduk naik.
·
Tahap
3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita,
urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah
tangga menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka
kelahiran. Pada tahap ini laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi
sudah mulai menurun;
·
Tahap
4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga melaksanakan
pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar rumah. Banyaknya anak
cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk sangat
rendah atau bahkan mendekati nol.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar